Saat seseorang menatap sesuatu
hingga tatapannya tak tergantikan, pastinya orang tersebut telah terikat oleh
sesuatu itu. Penasaran, was-was, menarik, dan lainnya. Menatap adalah salah
satu aktivitas yang menggunakan indra penglihatan dan semua orang pasti
mengalaminya. Saya tidak tahu apa yang Phill pikirkan saat itu. Saya butuh alat
canggih seperti alat pembaca pikiran dilengkapi dengan layar yang mampu
menampilkan apa yang orang-orang sedang pikirkan. Akan rumit dan membutuhkan
waktu yang sangat lama jika saya membuat alat seperti itu. Dan akan lebih mudah
jika saya langsung mengutarakan apa "itu" melalui tulisan saya ini.
Dua hari yang lalu merupakan hari
yang sangat membosankan untuknya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya
untuk menyenangkan hatinya yang lelah di tengah-tengah keramaian. Yang
dipikirkannya hanya lelucon-lelucon yang pernah dirangkainya bersama
tetangga-tetangganya. Memori yang berharga baginya, hingga semua itu pernah
terulang via mimpi. Otaknya pun menciptakan sesi zadul.
Berada di luar kerumunan mungkin
bisa mengistirahatkan hatinya ditambah mengenyangkan matanya.
Mengais-ngais area disekitarnya, menjelajah layaknya seorang perantau.
Otaknya masih berputar menjalankan "film zadul" kesukaannya. Mungkin
sudah masanya matahari untuk ganti baju. Kini, kerumunan awan yang mulai
mengitari, hanya saja langit yang ia kitari, menyembunyikan sosok matahari untuk
sementara waktu.
Tidak cukup hanya awan, pasukan air
pun berdatangan dari atas. Dia yang karena serangan pasukan air tersebut
mendarat pada halte bus yang ukurannya sebesar ukuran gubuk dengan karat hampir
di semua bagian pada tiang pendiri halte tersebut. Dia alpa membawa payung atau
pun jas hujan untuk melindunginya dari serangan pasukan air. Di hadapannya
terbentang tanaman padi yang tertata rapi yang jaraknya 10 langkah dari depan
halte bus itu. Sungguh merdeka bagi kumpulan tanaman padi itu mendapatkan apa
yang mereka butuhkan, salah satunya, air dan juga kemerdekaan bagi si petani.
Ia masih mampu menatap tikar
berpadi itu walaupun sudah giliran bagi pasukan air untuk berlalu lalang.
Masih dalam posisi berdiri, menatap sambil dikitari oleh rasa kagum. Di tengah acara,
muncul sesosok pria dengan jas hujan kuning membentang hingga lututnya
melindunginya. Menggunakannya agar ia tidak ditera dengan "basah
kuyup" pada tubuhnya. Sambil melangkah, membawa cangkul pada bahunya,
membiarkan dirinya ditabrak oleh pasukan air. Sosok yang mencolok baginya di
saat itu. Ia kemudian melakukan kegiatan menatap, sosok berjas kuning tersebut.
Melihatnya melangkah melewati tepi tiap tepi pada lahan yang terbagi menjadi
kotak-kotak itu hingga Dia mendapati sosok pria tua itu berhenti pada salah
satu kotak lahan yang tanaman padinya telah menguning. Tanaman itu agak
bergeser ke samping karena tindihan dari pasukan air tersebut. Pria tua itu
membalikkan penutup kepalanya ke belakang dan membiarkan pasukan air menindih
wajahnya dan membiarkan Dia melihat wajahnya. Tiga orang di sampingnya tidak
memedulikan pria tua tersebut. Yang mereka pedulikan adalah diri mereka yang
tengah berada di hawa dingin dan basah itu.
Dia dapat melihat senyuman yang
tertera pada wajah si pria tua. Dia menerima pemandangan tambahan di saat itu.
Beberapa menit telah berlalu saat setelah pria tua itu menemukan kompasnya.
Bajunya menjadi basah kar'na aksi membalikkan penutup kepala. Air masuk
membasahi pakaiannya yang bersembunyi di dalam jas hujan kuningnya itu. Ia
kembali melangkahi jalan yang telah ia lewati karena tujuannya mendatangi
lahannya telah terwujud. Dia terus menatapnya walaupun hanya berjalan.
Sekumpulan remaja berseragam SMA berlari-lari di tengah lalu lintas air yang
berantakan itu, namun tidak dapat mengalihkan pandangan Dia terhadap pria tua
tersebut.
Si pria tua menjauh dari bentangan
tanaman padi tersebut, Dia mendapati wanita tua mendekati bentangan tanaman
padi itu. Saya akan langsung memberi tahu kalian bahwa ini tidak akan berakhir
dengan cinta sejati dan semacamnya. Ini hanya satu kebetulan yang dialami oleh
Dia di bawah keramaian pasukan air. Dia yang kini dilanda bosan kembali
membiarkan otaknya memutarkan film untuknya. Dia yang tengah berada
dalam bioskop, tak sengaja mendengar kata kejutan dari salah
seorang di dekatnya. Mengingat hari ulang tahun adiknya, Dia pun mulai gelisah.
Mengingat kue ulang tahun dan hadiah untuk adiknya dan lalu lintas air yang
tak kunjung selesai. Mendapati pasukan air kini mengecil dan tak menjanjikan
basah kuyup bagi dirinya, Dia pun dengan yakin mengambil langkah seribu menuju
toko kue dan tempat lainnya untuk membahagiakan adiknya.
Dengan cermat mencari layaknya
mencari jawaban yang tepat dalam ujian, namun perbedaannya adalah untuk mencapai kebaikan
bagi orang lain bukan menuju nilai tertinggi. Ingin membahagiakan orang-orang
yang telah "mengisi" dirinya saat orang lain sedang mengisi dirinya
sendiri. Membantu mengisi diri orang lain tetap saja nilai yang Dia dapatkan
adalah kosong. Saya pikir kata peduli tidak ada dalam kamus sosialnya.
Masyarakat terus membicarakannya di sudut, entah hal itu terfikir tidak baik
untuk dibincangkan atau tidak. Melanjutkan kegiatan kemudian tanpa memikirkan
hal tersebut. Dia melanjutkan tugasnya sebagai seorang kakak.
Perjalanannya berlanjut namun
ketikanku kuhentikan. Saya publikasikan awal dari Dia namun tidak akan
kuceritakan segalanya.
Dia yang kini beranjak dewasa...
Dia yang kini menyentuh dunia.
Dia dan dirinya yang lain.
Nanda
Dega
0 komentar:
Posting Komentar