Dia telah berjalan mengelilingi taman indah itu. Dulunya taman itu bernama "Taman Megah", hanya saja sempat berubah nama menjadi "Lapang Hijau". Aku juga mengetahuinya karena aku pun pernah ke sana bersama teman-teman satu klub. Aku fikir dia berfikir kalau tempat itu adalah miliknya, karena aku lihat dia seperti penguasa disaat itu. Untuk hari-hari yang lalu aku tidak tahu. Dia begitu megah hingga orang-orang menatap heran kepadanya.
Aku duduk di tempat duduk yang telah disediakan di sana. Dengan santainya sambil menikmati hamburger dan minuman bersoda yang kubeli beberapa waktu lalu di salah satu toko terkenal di kota itu. Berbondong-bondong mereka membawa bendera dengan gambar yang tidak kuketahui -sejak kemarin aku melihatnya- dengan wajah mereka yang digambar persis dengan bendera kesayangan mereka itu. Kerusuhan terjadi tiba-tiba dan dengan penanganan yang cepat dan tepat kerusuhan itu dapat terselesaikan. Dia menatap mereka dengan tatapan kosong. Ketidakpedulian memancar dari pandangannya itu.
Bekal kecilku akhirnya habis dan sampah kulihat berserakan dimana-mana -ketidakpedulian terhadap lingkungan di saat itu cukup besar-. Dia mendarat tepat di tengah taman dengan gaya megahnya. Tersenyum kepada angkasa dan tatapan penuh senang yang ia sebarkan kepada orang-orang di sekitarnya. Aku merasakan betapa pecahnya disaat itu. Sungguh makhluk yang bisa kusebut cheerful.
Apa yang akan dilakukannya selanjutnya, aku tidak tahu. Sore itu benar-benar dipecah olehnya. Aku duduk tepat disampingnya dan ia tidak menyadarinya.
Nanda Dega
0 komentar:
Posting Komentar