Dia mulai bergerak.
Hari itu hari Sabtu dan merupakan hari yang istimewa baginya. Dia begitu senang sedari ia menutup pintu rumahnya, terlihat dari senyumannya yang lebar yang ia bawa selama perjalanannya. Aku tidak mengerti, mengapa seseorang bisa tersenyum selama itu. Kuangkat kedua bahuku ke atas -sebagai tanda bahwa disaat itu sedang bingung- dan kulanjutkan. Tak lama setelah ia berputar-putar dengan girangnya, seseorang datang mengunjunginya di pinggir jalan raya dan bertanya, "Apakah kau tahu selai yang terkenal di Swiss?"
Aku yakin pasti ia tidak akan mengetahui hal tersebut. Baginya pertanyaan tersebut tidak lebih dari kekonyolan. "Mengapa hanya datang untuk menanyakan satu hal saja kepadanya dan mengapa hanya dia?" Aku sedikit heran dengan orang ini, mengapa ia harus memilihnya sementara ia sendiri dikelilingi oleh orang-orang yang aku yakin dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Nanda Dega
0 komentar:
Posting Komentar