nanda + dega = dregnansa (II)


....Seperti biasanya, menonton memori.
Sebentar, akan saya atur dulu pemutaran filmnya!


3......... 2......... 1........


Sekitar 5 tahun yang lalu—tahun di mana gua duduk di bangku SMP kelas 8. Bukan, bukan numpang duduk! Dan gua pikir ini terjadi untuk yang kedua kalinya.
Salah seorang teman guasebut saja namanya bambu, dengan lantangnya ke gua di tangga SMP: "Dasar, rambut Obama muka Mr. Bean!"
Dan gua hanya membalasnya dengan tertawa, bukan SMS teror atau memanggil semua orang, membentuknya menjadi geng hingga menindas si bambu. Kar'na kata-katanya, di rumah gua nyermin dan memahami lebih dalam akan muka gua yang katanya mirip Mr. Bean.
Untuk rambut, ya...
Gua selalu menganggap rambut gua mirip roti―mengembang. Entah kenapa saat kering, gua ngerasa rambut gua seperti melewati proses pemanggangan. Padahal, shampo yang gua pake ga ada soda kuenya.
Tapi gua yakin kalau itu hanya terjadi saat rambut gua udah panjang. *menghindar dari kenyataan*

Ngomong-ngomong soal roti, gua harus menggepek atau memukul-mukul si roti sampe ga ada rongga kalau gua mau roti itu habis. Ya, salah satu jalan agar gua gak buang-buang rezeki. Tapi gak setiap roti gua siksa kek gitu, hanya roti yang terbeli dan bukan semua yang ada di pasar.


Dulu... ―kembali membuka arsip
Gua suka tulis mimpi-mimpi gua ke dalam buku. Bukan masa depan dan harapan, dan ga semua "hasil kerja keras otak gua saat gua ga sadar" itu gua tuangkan ke dalam buku tulis gratis yang gua dapat di masa Sekolah Dasar. Hanya mimpi-mimpi unik dan perjalanan-perjalanan nyata yang haru.
Gua selalu dituntut oleh "diri yang lain" untuk menuliskan semua itu lengkap dan sistematis. Kalo ada bagian yang terlupa, mengarangpun jadi. Kalo kebanyakan, tulisan jelek juga jadi. Bahkan gua sempatkan diri untuk menggambar di buku itu entah mimpi atau riil.



Buku-buku yang udah gua corat-coret dengan noda khasberbagai ukuran termasuk ukuran saku. Masih banyak yang nihil dan itu cuma beberapa dari keseluruhan buku. Kisah & lirik lagu, sadar dan tanpa sadar.



Terkadang juga gua sempatkan diri menyertakan Kanji Jepang ke dalam buku yang sudah melewati dua dunia itu. Mengingat akan kencintaan kar'na zaman dahulu, usahakan diri menyimpan 2000 Kanji ke dalam hidup.



Entah sudah berapa buku yang kena "noda khas" gua.
Di buku terakhir, "noda khas" ga sampai di akhir lembar. Gua sempat berfikir untuk memberi "noda" ke dalam Ms. Word. Namun, fikiran gua berakhir di blog. Ga cuma blog dan Word, tulisan gua juga berakhir di...


.........................
"Yahh, bagian di rol film ini tidak dapat terbaca! Bagaimana ini?"
Berfikir sejenak hingga akhirnya ia memutuskan..
"Baiklah, kita lanjutkan pemutaran filmnya dengan memutar film yang satu lagi."


3......... 2......... 1........


Film pertama yang gua tonton saat SD adalah film ber-genre horor. Ya, anak SD udah b'rani duduk di bangku bioskop, horor pula. Ditemani 3 orang teman, hingga di akhir perjalanan gua bawa oleh-oleh buku Kereta Hantu Manggarai. Masih ada? Ga. Udah kena api bertahun-tahun lalu pas bakar sampah-sampah yang lain.


Sekali lagi, karena gua buat gambar-gambar di atas, gua berniat 'tuk buat single untuk itu―Arsip Memori. Bahkan dulu hingga sekarang gua sempat berfikir 'tuk buat single untuk ini―mengenai saya.

Lalu, kenapa gua publikasikan macam ni? Itu semua demi kelancaran berbahasa―pemasukan akan informasi-informasi baru dan lama. Ya, ada perkara-perkara yang harus gua pelajari lagi disamping menunjukkan karya dengan bentuk tertentu.



Dann.. selesai sudah!
Yap, sekali lagi kita ada di penghujung film.
Masih dengan gua yang sedikit terbuka. Entahlah sampai kapan.

Tapi s'benarnya, ini kar'na gua yang kehabisan kata-kata. Terlebih waktu memaksa gua untuk berlari ke tempat lain. Hihi.. :D

(Penonton pun melongo, terkejut kar'na isi dari film kedua yang begitu sedikit. Biarpun begitu, mereka tetap lanjutkan memakan berondong jagung dan meminum minuman soda yang masih banyak—menghabiskan semua masih di tempat duduknya masing-masing.)



..............................
(Ia mengambil potongan kertas yang telah ia isikan dengan kelanjutan dari kutipan pada akhir film yang pertama dan mulai membacanya.)




"Mengelilingi pohon dan memanfaatkan wilayah untuk bersenang-senang. Kunang-kunang itu merasa hal itu tidak buruk. Sekali lagi, hidupnya kena cat warna―warna aneh yang lain."



~ S E L E S A I ~



"Eit, benarkah sudah selesai?"



Nanda .D. Heraprinov