kansel

Saya raih ransel s'telah mengunyah beberapa pastel di dapur.
Melelahkan juga ya, mengunyah itu.
Apalagi mengunyah pastel liat.
Rahangku pegal beberapa saat.
Tapi sudah terlambat membatalkannya.
Limit akhirnya saya sejukkan dengan segelas penuh susu sejuk.
Si virus bernama bebas menggerogoti entri ini.
Tapi saya biarkan ini diumumkan. Dengan megahnya.

Saya terus membatalkan entri-entri yang lalu.
Batal, batal, dan batal.
Laci maya hampir penuh. Tapi dengan mahanya saya biarkan sampai menggembung.
Lebih kembung dari 5 ekor ikan kembung.

Yang riil pun dengan lemahnya saya batalkan.
Ugh! Ada apa dengan lu, Deg?!
Apa hal-hal psikologis itu yang terus membungkam kamu?
Terus saja kau diam, sampai kau disatutempatkan dengan fosil dinosaurus!
Terus saja kamu batalkan, sampai kau menggaruk-garuk kasar kepalamu nanti.


Hahh..
Tapi biar bagaimanapun, satu dari sekian hal.
Jangan batalkan diri kamu untuk menekan aktif tombol arif di kepalamu.



Nanda Dega H.
yang akhir-akhir ini mencerna puas kata kansel didua keadaan.

 






Nanda Dega H.