Pusa

Dia s'lama ini memerhatikan saya.
Iya. Mata dan kelopaknya selalu bersikeras menangkap memori tentang saya.
Dia tahu saya tengah menghadapi pusaran hasrat.
Dan saya terburu-buru ingin menggapainya.


Mereka masih belum yakin. Beberapa yakin di dalam ketidakyakinan mereka sendiri.
Saya sudah berusaha diam, tapi mereka terus menggoda saya.
Atau saatnya saya pancing karena merasa bosan.
Cara yang salah menuju tujuan yang (dirasa) benar.


Saya semakin lelah karena latihan yang belum juga mencapai kolom akhir.
Padahal sudah melakukannya di luar lingkaran pelindung.
Saya sadar cara yang salah, tapi bodohnya terus mencoba.
Untuk mendapat centang di satu tugas di kategori sosial.
Kar'na sempat menyandang kekalahan di zaman dulu.


Sudah terlalu banyak berfikir.
Makanya jadi pandai mengira.
Mendapat persepsi buruk,
mencari persepsi yang baik.
Untuk bertahan hidup.


Hingga akhirnya hasrat saya dipuaskan secara kreatif.
Di rute yang tidak saya sadari. Juga waktu.
Aku selalu dibela. Walaupun sering memakai 'teori sejak lahir' itu.
Dan soal ini s'lalu terjadi bahkan pada kita semua.


Kenapa selalu mencari, padahal sudah di depan hidung?


Termenung sebentar.
Lalu berdoa agar tidak terlalu masuk,
ke dalam kategori.
 

N. Dega―