makanan... oh minuman

Post-an kali ini tentang makanan.
Iya.. makanan!!
Dan gue bakalan sisipin minuman sebagai pelengkapnya.

Ide kali ini sebenarnya bukan ide gue.
Bukan gue yang menciptakan ide ini untuk buku umum gue ini.

G: Kak, kasih tantangan dong!
K: mmhh.. tentang makanan aja. Kakak lebih suka makanan.
G: *ragu memendam rasa*

Dan pada akhirnya gue gunakan ide itu.
Tapi, gue ga akan nge-posting bahan-bahan dan alat yang akan digunakan,
atau merk-merk kue yang gue suka,
atau berapa besar listrik yang dipake,
atau berapa banyak tisu yang kebuang.

Just posting some cutest photos

Rata-rata, foto-foto yang gue dapet dari sini dan sini.
Semoga kalian ngiler dan bertekad untuk membuatnya.


Selamat Menikmati Hidangan.























Nanda Dega

Dear Candle & Flame

     Ajaib! Dengan bentuk dan warnamu yang beragam serta sumbu yang terpasang di dalam, akanku bermain dengan kalian.

     Kalian membantu menerangi disaat lampu mati, saat malam, dan saat gelap menyerang. Tidak berbeda kalian dengan senter atau hal lainnya. Dengan kalian, bisa kuciptakan berbagai bayangan. Berkreasi dengan cahaya seadanya.

     Aku jadi ingat akan masa-masa yang pernah kulalui bersama kalian, wahai penyinar kecil.

     Entah kapan itu akan terulang kembali.


Nanda Dega

Rusak

Apa yang terjadi selanjutnya?

Aku pikir kalian sudah tahu apa yang akan terjadi setelahnya -duduk di tengah taman dengan kemegahan-, atau masih belum tahu bahkan belum memikirkan apa yang terjadi selanjutnya. Jika kalian diculik oleh seseorang saat kalian sedang menikmati alam dengan megahnya, kalian pasti akan ketakutan dan berpikir apa yang akan terjadi pada kalian selanjutnya atau mungkin pada orang-orang terdekat kalian. Tapi tidak untuk orang ini. Aku tidak akan menceritakan hal tersebut karena di saat itu ia sedang pergi menuju restoran termahal di kota itu. Waktu itu malam hari dan di hari yang sama, masih sama di saat ia mengeluarkan senyumnya dan menyebarkannya dengan sembarang. Berjalan melewati sinar remang-remang yang di taburkan oleh lampu jalan itu, tak sama sekali membuat dia ketakutan biarpun di tengah gang kecil nan sepi.

Letaknya cukup jauh dari taman yang ia megahi. Tidak sama dengan "Lapang Hijau", jalan yang ia lalui sangat jelek, bahkan lebih jelek dari seseorang yang tidak membersihkan tubuhnya dengan air, dengan sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi dan pembersih rambut. Aku harap aku punya kekuatan atau sihir atau sejenisnya agar jalan itu bisa layak untuk dipakai. Beruntungnya hari itu tidak hujan, kar'na pasti akan merepotkannya dan akan panjang bagiku untuk mendeskripsikan jalanan itu. Mungkin penduduk di sana bisa beralih ke roller coaster atau moving walk.

Di depan pintu berkaca sambil mengusap-usap kedua telapak tangannya dan meniup-niup untuk menghangatkannya. Aku rasa tidak akan berguna, karena restoran itu menggunakan ac. Tidak disangka akan bertemu lagi dengannya. Umumnya jika kalian bertemu dengan hawa dingin pasti yang ada di benak kalian adalah bagaimana cara menghangatkan tubuh kalian atau kapan hawa dingin itu berakhir. Tidak dengannya, ia malah melawannya dengan senyum.

Mendaratlah ia pada pojok restoran masih dengan senyuman manisnya. Sumpit dikeluarkan dari bungkusnya dan santaplah ia -aku hilangkan bagian pemesanan dan makanan yang ia pesan-. Begitu lahapnya ia menyantap makanan-makanan yang ada dihadapannya itu. Saat habis semuanya itu, ia mengelap mulutnya dengan serbet yang telah ia bawa sedari rumah. Aku tertawa kecil melihatnya, "mengapa ia menggunakan miliknya sementara pihak restoran sudah menyediakan serbet di meja makan?"

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, sudah waktunya bagi dia untuk istirahat. Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya di waktu itu sebelum ia mencapai kamarnya nanti. Dia berjalan keluar restoran dan menemukan hal-hal yang tidak ia ketahui. Dihadapannya terdapat beberapa hal yang menarik hatinya. Aku memerhatikannya dan melihat ia mulai meraih semua itu dan menyentuhnya, membelainya layaknya orang yang dikasihinya. Dia sedang mengapresiasikannya.

Tidak dapat menahan waktu, ia pun meninggalkannya untuk menuju kasur tercintanya. Senyuman mulai dipasangnya. Dia bisa mendapat penghargaan kar'na senyumannya itu. Menggunakan jalan yang sebelumnya tanpa memedulikan sekitarnya.


Nanda Dega

I think I need your help now

"Halo, Penyelidik Dua, dimana posisimu?"
"Penyelidik Dua disini, aku ada di blok 49."
"Bagaimana denganmu Tiga, dimana posisimu?"
"Aku ada di blok 30."
"Oke, kita mulai."


Yang di atas bikinan sendiri, tapi kurang lebih seperti itulah mereka bekerja.
Beroperasi dalam berbagai misteri.
Mereka "pahlawan mungil" buat gue.
Karena di usia mereka yang masih terbilang belia,
mereka sudah bisa memecahkan beberapa kasus yang ada di tempat tinggal mereka di Rocky Beach, California, gak jauh dari Hollywood.


Siapa mereka?
dumdumdum *drum bergetar*


Mereka Trio Detektif.
Seperti namanya, mereka beranggotakan 3 orang,
terdiri dari Penyelidik Satu, Penyelidik Dua, dan yang terakhir Penyelidik Tiga.
Masing-masing mereka memiliki nama: Jupiter Jones, Pete Crenshaw, dan Bob Andrews.
Gue bakalan sedikit menggambarkan masing-masing dari mereka;

  1. Jupiter Jones : Penyelidik Satu yang satu ini adalah pemimpin dari Trio Detektif. Dia sering dipanggil Jupe. Dia punya daya ingat yang luar biasa, dan itu adalah hal yang paling mengagumkan dari dirinya -kecerdasan otaknya-. Tangannya cekatan. Dia agak kesal dengan kawan-kawannya yang sering menyebutnya Gendut, kadangkala Baby Fatso juga keluar dari mulut kawan-kawannya itu. Ga cuman kawan-kawannya yang menyebut Jupe gendut, beberapa orang pun ada yang menyebutnya gendut. Emang ga salah kar'na memang dia yang memiliki fisik seorang gendut.
  2. Pete Crenshaw : Penyelidik Dua dengan panggilannya, Pete, memiliki tubuh tinggi, atletis, dan sangat senang berolahraga. Tapi kadangkala, si pemilik tubuh atletis ini gemetaran jika dihadapkan pada peristiwa yang menantang bahaya.
  3. Dan Bob Andrews : Sering dipanggil Bob, berbadan kecil diantara Pete dan Jupe. Ia menangani urusan data dan riset. Seseorang yang teliti dan rapi sekali dalam menyusun catatan setiap kasus yang dialami Trio Detektif.
 
sekian cuplikan dari penulis muda kita... *Aminnn...*


Begitulah sedikit tentang mereka, wujud mereka, fisik mereka.
Tapi sayangnya mereka cuman tokoh-tokoh fiksi yang dikarang sama Bapak Robert Arthur Jr.
Untuk Bapak William Arden, M. V. Carey, Nick West, dan Mark Brandel, mereka yang ngebantu melanjutkan/memperluas cerita Trio Detektif.

ya, seandainya mereka adek-adek gue.
seandainya mereka kakak-kakak gue.
seandainya mereka tetangga gue.
seandainya mereka saudara gue.
seandainya mereka gua punya. #lohh
seandainya gue salah satu anggota mereka..... *diam sejenak*
Kalau gue jadi salah satu anggota mereka,
mungkin kerjaan gue hanya tertawa.
Kalau gue jadi salah satu anggota mereka,
mungkin kerjaan gue cuman keliling-keliling.
Kalau gue jadi salah satu anggota mereka,
mungkin piring ga bakal gue cuci.
Kalau gue jadi salah satu anggota mereka,
mungkin gue ga akan sapu markas.
Kalau gue jadi salah satu anggota mereka,
mungkin gue ga akan bikin video muter-muter di atas gunung. *I feel free...*
Kalau gue jadi salah satu anggota mereka,
mungkin gue cuman ngenyangin mata doang.

Bisakah kau menjadi berguna, Dega?!
*marah sama diri sendiri*  arrghh..


Pasti bakalan jadi hari-hari yang melelahkan dengan ngurusin berbagai misteri-misteri aneh yang muncul.
Dan gue kagum pada mereka,
yang bisa pecahkan misteri-misteri yang datang berkunjung ke mereka.

Tapi sayangnya bertemu dengan mereka ga segampang gue balikin piring ke rak piring.
Mereka begitu zadul, sehingga perlu pengorbanan yang besar bagi gue buat ketemu mereka.
Udah ada beberapa judul yang sampai di tangan gue,
tapi tetep masih kurang karna kisah-kisah mereka yang bikin gue haus akan misteri.
Ga hanya buku-buku, film-film mereka pun makin buat gue haus akan mereka.
Mungkin suatu saat kamar gue bakalan dipenuhin buku-buku ciptaan bapak-bapak diatas,
atau suara-suara yang timbul dari film-film mereka yang gue tonton.




buku-buku berunsur Trio Detektif yang udah gue baca
*Dikit banget!*


Semoga gue bisa tonton dan baca semua koleksi Trio Detektif. *Aminin dong*
Kalau aja mereka ada di sini sambil bekerja dan gue sebagai pengamat mereka,
mengenyangkan mata dengan aktivitas-aktivitas mereka yang bisa buat gue ternganga lebar.
Mungkin juga bikin gue tidur. Atau buat gue grasak-grusuk kar'na rasa keingintahuan gue.



"Kalau kau menemukan sesuatu, kau bisa menghubungi kami."
-Pete mengeluarkan sebuah kartu yang tak lain kartu Trio Detektif-
???
"Hei, aku pikir aku butuh bantuan kalian sekarang. Sesuatu telah terjadi."
"Baiklah, kau tunggu saja."
 "Pete, Bob, saatnya."


Nanda Dega

Dipecah

Waktu terus berlanjut dan kian mendekati hari gelap. Hari itu masih hari Sabtu dan waktu itu adalah sore. Aku bisa saja menyebutkan apa saja yang telah ia dapatkan setelah kejadian tersebut -pertanyaan dari orang asing- dan menjabarkannya, tapi akan lebih baik jika kalian menyimak hal yang terpenting saja. Aku membutuhkan inspirasi untuk melanjutkan tulisanku, tapi belum ada sesuatu yang dapat kujadikan bahan setelah kejadian "pertanyaan dari orang asing" dan kejadian-kejadian lainnya. Aku bisa saja memasukkan semuanya itu, tapi sayangnya tidak sesuai dengan judul yang telah kutetapkan.

Dia telah berjalan mengelilingi taman indah itu. Dulunya taman itu bernama "Taman Megah", hanya saja sempat berubah nama menjadi "Lapang Hijau". Aku juga mengetahuinya karena aku pun pernah ke sana bersama teman-teman satu klub. Aku fikir dia berfikir kalau tempat itu adalah miliknya, karena aku lihat dia seperti penguasa disaat itu. Untuk hari-hari yang lalu aku tidak tahu. Dia begitu megah hingga orang-orang menatap heran kepadanya.

Aku duduk di tempat duduk yang telah disediakan di sana. Dengan santainya sambil menikmati hamburger dan minuman bersoda yang kubeli beberapa waktu lalu di salah satu toko terkenal di kota itu. Berbondong-bondong mereka membawa bendera dengan gambar yang tidak kuketahui -sejak kemarin aku melihatnya- dengan wajah mereka yang digambar persis dengan bendera kesayangan mereka itu. Kerusuhan terjadi tiba-tiba dan dengan penanganan yang cepat dan tepat kerusuhan itu dapat terselesaikan. Dia menatap mereka dengan tatapan kosong. Ketidakpedulian memancar dari pandangannya itu.

Bekal kecilku akhirnya habis dan sampah kulihat berserakan dimana-mana -ketidakpedulian terhadap lingkungan di saat itu cukup besar-. Dia mendarat tepat di tengah taman dengan gaya megahnya. Tersenyum kepada angkasa dan tatapan penuh senang yang ia sebarkan kepada orang-orang di sekitarnya. Aku merasakan betapa pecahnya disaat itu. Sungguh makhluk yang bisa kusebut cheerful.

Apa yang akan dilakukannya selanjutnya, aku tidak tahu. Sore itu benar-benar dipecah olehnya. Aku duduk tepat disampingnya dan ia tidak menyadarinya.


Nanda Dega

Dear Camera

     Ya, memang tidak selalu kugunakan engkau. Tidak selalu juga kau kumanfaatkan. Tapi aku kagum, juga kepada penciptamu yang kar'nanya telah membuatmu ada.

     Dengan sedikit pengaturan terhadapmu engkau dapat menghasilkan hal yang kuinginkan, biarpun dengan berbagai ukuran yang ada.

     T'rima kasih. Akhirnya, aku dapat menyimpan memori ini sehingga aku tidak mengatakan bahwa aku belum ada untuk mereka.


Untukmu yang tersayang,
Kamera.

Menggila

Dia mulai bergerak.

Bukan aksi yang kuinginkan. Dia hanya merapikan rambutnya, pakaiannya, dan penampilannya. Memang wajar, tapi sangat tidak berguna bagiku. Untuk apa kau merapikan penampilanmu kalau kau belum membersihkan tubuhmu dengan air, dengan sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi, pembersih rambut, atau hal lainnya agar kau terlihat bersih, beraroma, dan dapat dipercaya. Benar-benar makhluk yang luar biasa pastinya. Begitu banyak komentar tentangnya sehingga menumpuk layaknya tumpukan pasir. Aku tidak akan menuliskan semuanya, akan kupotong bagian itu.

Hari itu hari Sabtu dan merupakan hari yang istimewa baginya. Dia begitu senang sedari ia menutup pintu rumahnya, terlihat dari senyumannya yang lebar yang ia bawa selama perjalanannya. Aku tidak mengerti, mengapa seseorang bisa tersenyum selama itu. Kuangkat kedua bahuku ke atas -sebagai tanda bahwa disaat itu sedang bingung- dan kulanjutkan. Tak lama setelah ia berputar-putar dengan girangnya, seseorang datang mengunjunginya di pinggir jalan raya dan bertanya, "Apakah kau tahu selai yang terkenal di Swiss?"

Aku yakin pasti ia tidak akan mengetahui hal tersebut. Baginya pertanyaan tersebut tidak lebih dari kekonyolan. "Mengapa hanya datang untuk menanyakan satu hal saja kepadanya dan mengapa hanya dia?" Aku sedikit heran dengan orang ini, mengapa ia harus memilihnya sementara ia sendiri dikelilingi oleh orang-orang yang aku yakin dapat menjawab pertanyaan tersebut.



Nanda Dega

Jalan

Langkah demi langkah kuambil. Terus-menerus kulakukan tanpa arah ataupun kompas. Biarpun jalan berkelok, kendaraan berlalu lalang disampingku, ilalang yang tingginya melebihiku menari-nari lembut, berbagai peralatan porak poranda, bebatuan dengan berbagai bentuk dan ukuran berserakan, hembusan angin melalui, kertas koran berhamburan dan terbang kemana-mana, jendela dari rumah seseorang terbuka lebar atau setengah terbuka, tanah berhamburan di kiri dan di kanan, ataupun melihat orang-orang sedang merayakan pesta. Aku yakin biarpun jalan yang kuambil jarang atau sering dilalui.

Kemudian kutemukan jalan yang membuatku merinding. Entah kenapa jalan ini seperti memiliki aura yang dapat membuat bulu kudukku berdiri. Kelam, suram, awan hitam, petir, atau bobrok semua ada di jalan ini. Semua ini membuatku lelah, sehingga aku teringat hal buruk itu. Bersyukurnya aku kar'na tak berakal untuk masuk kesana. Akan lebih baik kalau aku masuk ke dalam gua yang gelap dan menyedihkan. Mungkin. Mungkin lebih baik dan yang terbaik kalau aku ada di dalam kamarku saja sambil membaca buku favoritku daripada harus menyatu dengan mereka.

Seperti apa rasanya berada di jalan yang sering dilalui, jarang dilalui, atau berada di jalan yang tidak pernah dilalui pasti kalian sudah tahu. Mencemooh, mengumpati, dan mengeluh pun tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Kau hanya membuang masamu. Terkadang hal gila bermunculan di jalan seperti anarki, seseorang yang menari-nari, atau hal gila lainnya. Terkadang mereka merekamnya dan menjadikannya bahan lelucon atau sebagai kenang-kenangan.

Banyak hal tak terduga bahkan di jalan. Semua jalan pasti memiliki ceritanya sendiri, begitu pun kalian yang membaca halaman ini. Aku tidak akan memaksa kar'na suatu jalan pasti telah membuat kalian tertarik, tersenyum, atau gembira. Mungkin akan ada banyak hal yang membuat pendirian kalian roboh kar'na kalian memilih jalan itu. Atau hal-hal yang membuat kalian berdiri kokoh di jalan yang kalian pilih. Sekali lagi aku tidak akan memaksa ataupun mengancam kalian. Kar'na aku yakin kalian pasti cukup dewasa dalam hal milih memilih.

Seperti 2 jalan atau lebih yang terpisah oleh genangan air nan luas, pasti kalian akan berfikir bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Mungkin kalian akan menciptakan yang namanya jembatan. Dan bisa saja kalian menciptakan jembatan dengan bahan yang berbeda. Dan mungkin tidak harus jembatan, kar'na semakin bertambah masa pasti teknologi akan semakin berkembang. Mungkin saja 50 atau 100 tahun kemudian bukan jembatan lagi yang akan digunakan, bisa saja moving walk dan lainnya. Hanya menerka tapi bisa saja itu terkabul.

Kalau saja kita dapat berfikir secara matang akan jalan yang kita kehendaki masing-masing dan pada jalan tersebut pasti akan ada suatu rintangan yang tiba, namun hal itulah yang dapat membuat kita menjadi semakin kuat, berani, atau teladan bagi orang-orang disekeliling kita.

Bagaimana pun, inilah hidup.


Nanda Dega

Dear Nature

     Hei! Sedang apa? Sejukkah disana? Damaikah disana? Bagaimana sekitarmu?

     Kau itu benar-benar memesona. Indahnya kau, kau tahu? Sudah lama aku mengagumimu wahai penyejuk hati. Kau selalu membuatku ingin memelukmu, mendekatimu, istirahat denganmu. Kau itu memengaruhiku, kau tahu itu? Sihir apa yang kau gunakan wahai hal hebat? Menikmatimu, aku yakin akan bahagia.

     Kau benar-benar berprestasi, kawan.


Untukmu yang tersayang,
Alam.

Dear Friends

     T'rima kasih atas pengalaman-pengalamannya. Maaf atas semua kesalahan yang pernah kubuat.

     Menakjubkan untuk hal-hal yang pernah kulakukan dengan seorang seperti kalian. Perlahan berkenalan, semakin dekat, dan akhirnya berpisah. Dan kadang, perpisahan itu memiliki jangka waktu yang lama. Entah kapan hendak bersua. Entah kapan dapat berbagi kelakar dan tawa kembali. Hanya masa depan yang akhirnya mengendalikan fikiran. Aku pun begitu suatu saat.

     Tatkala bersua lagi, maukah berbincang sebentar?


Untukmu yang tersayang,
Teman-teman.

Old Town

The girl's a fool,
she broke the rules,
she hurt him hard.
This time it will break down.

She's lost his trust
and so she must know all is lost.
The system has broke down.
Romance has broke down.

This boy is cracking up.
This boy has broken down.
This boy is cracking up.
This boy has broke down.

She plays it hard,
she plays it tough.
But that's enough
and love is over.

She's broke his heart and that is rough.
But in the end he'll soon recover.
The romance is over.

This boy is cracking up.
This boy has broken down.
This boy is cracking up.
This boy has broke down.

Ola

This boy is cracking up.
This boy has broken down.
This boy is cracking up.
This boy has broke down.

 I've been spending my money
in the old town.
It's not the same, honey
with you not around.
I've been spending my time
in the old town.
I sure miss you, honey.
Now you're not around.
You're not around
this old town.

Ola
 
This boy is cracking up.
This boy has broken down.
This boy is cracking up.
This boy has broke down.
This boy is cracking up.
This boy has broken down.
This boy is cracking up.
This boy has broke down.

Single
Album














The Corrs Version

Dear Cloud

     Hei, bisakah kau kemari sebentar? Aku ingin membicarakan sesuatu padamu.

     Bisakah kau menjadi kendaraanku untuk hari ini saja. Aku ingin travelling. Menjelajahi bumi dari atas sana. Sudah lama aku menginginkannya. Aku begitu mengagumi alam, kau juga tentunya. Berkumpul dengan kalian di sana sambil memandangi seluruhnya, akan menjadi hal menarik tentunya.

     Kau akan membantuku, iya kan?


Untukmu yang tersayang,
Awan.

Dear Sky

     "Hei..!", teriakku dari teras rumahku. Dengarkah kau kalau pagi ini ada yang berteriak seperti itu? Perlukah aku mengulanginya lagi, sore ini?

     Sedari pagi hingga tempo ini melihat layar lapang itu. Kau, benar kau. Biar awan hitam itu muncul, kau tetap kuperhatikan, tahukah kau? Dari bergaya duduk sampai tidur pun tak ada habisnya. Huffthh.. kau ini.

     Ingin sekali aku berada padamu. Berharap dapat terbang sehingga akan kumanfaatkan kesempatan itu untuk bertemu engkau. Sembari melihat pemandangan di bawah, pasti asyik. Jangankan sayap, mungkin awan perlu berpartisipasi untuk ini. Layaknya transportasi yang dapat membawaku kemana saja tanpa harus berongkos.

Ya.. andaikan..


Untukmu yang tersayang,
Langit.

Dongeng

Apa yang sedang kufikirkan, bukanlah urusanmu. Bukan juga urusan yang lainnya. Hanya aku, dan biarlah hanya aku yang mengetahuinya. Berjalan keluar rumah hingga kucapai pepohonan itu. Pepohonan yang belum pernah aku lihat, pepohonan asing. Lain dari tetangga yang lainnya, mulai kuselidiki. Kuraba dan kurasakan aromanya.

"Tidak apa", kataku. Lalu kubiarkan mereka dan melanjutkan perjalanan yang sebentar tertunda. Betapa bodohnya aku memberi atensiku pada benda aneh itu. Sementara aku berjalan, sekonyong-konyong seorang lelaki tua datang menghampiriku. Tongkat dipegangnya, tapi masih aktif kakinya, benar-benar aktif. Ia tiba dengan wajahnya yang skeptis, sementara aku dengan wajah heranku. Lalu aku dan lelaki tua itu menciptakan sebuah dialog pendek:
Aku: "Ada apa, Ke?"
Kakek: "Kau melihat cucuku?", dengan terburu-burunya.
Aku: "Maaf Ke, saya tidak tahu."
Kakek: "Bohong, pasti kamu tahu!"
Aku: "Engga Ke, sungguh."
Kakek: "Bohong! Atau jangan-jangan, kau itu cucuku?"
Aku: "Bukan Kek, Kakek salah orang."
Kakek: "Huh.. dasar kurang ajar!"
Dan tanpa rasa bersalah, si lelaki tua itu pun pergi dengan sikapnya yang terburu-buru lagi.

"Apaan sih tuh orang!", bentakku. Kukontinukan perjalananku kemudian setelah waktu yang sia-sia itu. Dengan siulan dari mulutku sambil melupakan kejadian aneh itu.

Tibalah kemudian di suatu tempat. Kar'na rasa penasaran yang menggebu-gebu, mulai kubuka gerbang kayu bercat putih itu. Adalah bunga-bunga cantik berwarna hijau yang rapi berbaris di kanan dan kiriku. Hanya berjalan pada jalur yang telah dibuat sebelumnya.

Saat tiba pada penghujung taman luas itu, melihat bukit nan berumput, berhasrat untuk berada pada puncaknya sambil melihat matahari hingga terbenam.

Saat untukku bersantai, setelah hal-hal aneh muncul dalam hidupku. "hhuuuffth.. akhirnya bisa tenang juga". Dan kedamaian yang seharusnya kunikmati untuk beberapa jam, berubah menjadi beberapa menit saja saat kulihat sebuah bunga duduk disampingku dengan anggunnya. Kenallah aku kemudian setelah mencocokkannya dengan bunga-bunga yang ada di taman dibelakangku. Tidak mau berurusan banyak dengan hal aneh lagi, kuhiraukan saja bunga itu dan kembali bersantai. Sesaat kulihat bunga itu dan bunga itu menoleh padaku dan tersenyum. Dia memang tidak punya wajah, namun aku yakin kalau dia benar-benar tersenyum padaku.

Saat kubuka mataku, gelaplah sekitarku. Ternyata aku ketiduran dan waktu sudah malam. Kuperiksa sampingku dan bunga itu sudah tidak ada. Berdirilah kemudian dan segera turun dari bukit. Saat tiba dihadapan taman itu, kabut sekonyong-konyong muncul sehingga perjalanan melewati taman tersebut agak terganggu. Dan sekonyong-konyong cahaya muncul disekitarku, yang tak lain cahaya dari bunga-bunga itu. Aku benar-benar heran dan takut disaat itu. Segera kuberlari dan meninggalkan tempat aneh itu.

Kurasa sudah jauh, kupelankan langkahku kemudian. Terengah-engah kemudian. Aso sejenak dan kembali berjalan 'tuk pulang. "Benar-benar hari yang hebat", kataku dengan kagum-heran.

Tibalah aku di depan pagar rumahku dan mulai kubukakan pintu rumah. Begitu terkejut kar'na yang kulihat bukan isi dari rumahku, melainkan taman aneh itu. Dan seketika itu juga mataku terbuka dan bangkit setengah tubuhku untuk memeriksa sekitarku. Belum yakin benar, mulai kujelajahi wilayah itu. Dengan kepastian bahwa aku berada di puncak gunung namun bukan gunung berapi. Sedikit lega kar'na aku tidak harus terpanggang di sana dan agak takut kar'na aku sudah berada di tempat yang entah dimana.

Air mata mulai berjatuhan kar'na rinduku yang mendalam akan dunia yang sebenarnya. Terlelaplah aku kemudian kar'na lelahnya. Dan saat kubuka mataku, sadarlah aku ada disuatu ruangan. Kulihat pintu disana dan kucapai itu. Kuperiksa dan ternyata ruang tamu. Gembira kar'na akhirnya aku berada di tempat yang tepat. Seketika itu juga aku sadar kalau aku selama ini sedang bermimpi. Dan kembali aku berbaring di kasurku untuk melanjutkan jadwal istirahatku. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa mimpi yang aku alami adalah sama dengan dongeng yang aku baca sebelum aku tidur malam itu.



Nanda Dega

Dear House

     T'rima kasih atas jasamu yang telah melingkupiku. Melingkupiku dari dinginnya malam, panasnya hari, kebisingan masyarakat, jalangnya satwa, basahnya hujan, serta hal-hal membahayakan lainnya. Tapi, tidak apa-apakah kau?

     Aku berusaha semampuku untuk merawatmu. Maaf, jika aku kurang memerhatikanmu.

     Hanya ini yang bisa kusampaikan. Sekali lagi, kuucapkan t'rima kasih.


Untukmu yang tersayang,
Rumah.

Sang Penyelamat

Bukan "si manusia laba-laba" yang bakalan gue gambarkan. Bukan juga "si manusia kalong", "cewe kucing", apalagi piaraan tetangga. Pahlawan zadul (zaman dulu) yang pernah mengisi hari gue, bahkan juga para pemirsa di rumah. Pahlawan yang mana tinggal di dalam kelas anak-anak. *kira-kira anak TK*











ya!! mereka adalah....... Wonder Pets. yeeeee... #prokprokprok
Pahlawan yang tak pernah lelah untuk menyelamatkan hewan-hewan yang sedang dalam kesulitan.
Dengan perahu terbang yang mereka rakit sebelum menyelamatkan hari, menuju tujuan untuk menjalankan misi besar yaitu "Menyelamatkan."



Tapi gue bingung. Di saat mereka bertambah lebar, apa yang akan mereka gunakan sebagai alat transportasi untuk menjalankan misi-misi mereka?


Berikut Personel Wonder Pets:

Linny







Ming-ming


Tuck

Semasa SD, entah itu dari kelas 1, 2, 3 4, 5 atau 6, untuk kartun-kartun tertentu, pasti gue catat hal-hal apa yang telah mereka lewati, kerjakan, dll. Begitu juga Wonder Pets. Lagunya pun dengan rajinnya gue catat. Nih,, lagu ala Wonder Pets semasa dulu yang didubbing bahasa Indonesia:


Saat Mendapat Telepon:
Linny: Telpon, telpon berbunyi..
Ming-ming: Telpon.. kami datang.
Tuck: Telpon, telpon berbunyi.
Linny: Binatang dalam masalah..
Ming-ming: Binatang dalam bahaya..
Tuck: Ada binatang dalam bahaya..

bla..bla..bla..... *pas nelpon*

Sesudah Mendapat Telepon:
Tuck: Anak burung hantu tersesat di hutan *kebetulan nyatetnya yg episode ini*
Ming-ming: Ini serius..
Tuck: Kita harus menolongnya
Linny: Selamatkan dia
Tuck, Ming-ming: Selamatkan dia
Linny, Tuck, Ming-ming: Selamatkan dia... wiiiii *turun ke kotak buat ganti baju*

Linny, Tuck, dan Ming-ming juga... Kami Wonder Pets dan akan membantu..
Linny: Harus bagaimana?!
Tuck, Ming-ming: Kerja tim!
Linny: Harus bagaimana?!
Linny, Tuck, Ming-ming: Kerja tim!!

uuuuuuuu... *selesai merangkai perahu terbang*, *saat terbang*
Linny: Ayo Wonder Pets, kita harus selamatkan bayi burung hantu!
Ming-ming: Kami datang untuk menyelamatkanmu, bayi burung hantu..
Linny, Tuck, Ming-ming: wiiii...aaa..ha..

Wonder Pets, Wonder Pets kami datang selamatkan anak burung hantu, selamatkan hari, kami tidak besar dan kami tidak tangguh, kami bekerja sama melakukan hal yang besar..
AYO WONDER PETS.. YEEEE..

Shubydobydoo.. butuh 2... butuh 2... Shubydobydo...

Linny, Tuck, Ming-ming: Wonder Pets.. Wonder Pets kami berhasil selamatkan burung hantu. Selamatkan hari.. Kami tidak besar dan kami tidak tangguh, kami bekerja sama melakukan hal yang besar..
AYO WONDER PETS.. YEEEE
Ming-ming: Wiii...

Dan pada akhirnya, Lini, Tuck, dan Ming-ming pun kembali ke rumah masing-masing.

THE END

ya, cuman itu sih yang bisa gue ungkapin tentang sang penyelamat kecil kita di masa kecil kita ini.

"Trus, punyakah kau sebuah quote 
atau semacamnya?"


ya.. biarpun film buat anak-anak dan buat manusia,
ga ada salahnya kan kalau kita bisa kayak mereka?
bisa mengulurkan tangan bagi yang kesusahan, kesulitan, atau sejenisnya.
Ga penting dan ga peduli seperti apa bentuk-roman yang bakalan ditolong,
toh, nolong juga ga ada jurang pemisah sama berkat.


"Don't be happy on other's sufferings"
"The real virtue comes from someone's heart because all man are born innocently" 
 

Nanda Dega

Dear Sun

     Hai! Apa kabarmu? Bagaimana harimu? Kau menyilaukan sekali. Apa saja yang sudah kau temui? Banyakkah yang mengambil potretmu? Dan, bagaimana orang-orang di sana? Sudah berapa banyak yang kau sinari?

     Kau sungguh fantastis bagiku. Hal yang tak dapat dipandang terlalu lama, serta cahayamu yang menyengat raga. Banyak yang memanfaatkanmu, kau tahu itu? Banyaknya kegunaan yang ada padamu, kau tahu itu?

     Suatu hal yang kadang dari padamu membuatku kesal. Panasmu itu...

     Tapi, aku tahu kalau keberadaanmu itu tidak sia-sia.

     Cahaya panas oranyemu itu... bisa membuatku keluarkan tawa.


Untukmu yang tersayang,
Matahari.

Dear Moon

     Hai! Apa kabarmu? Bagaimana kau di waktu lalu? Kau lihat, siapa saja yang menatapmu? Bagaimana tumbuh-tumbuhan di sana? Dan bagaimana orang-orang di sana? Sudah berapa banyak orang yang mengambil potretmu? Bagaimana dengan bintang-bintang?

     Begitu banyak yang ingin kuketahui tentangmu. Kau keindahan malam bagiku, begitu juga rekan-rekanmu, bintang-bintang. Terkadang keindahanmu membuatku terpaku, hingga membuatku mengambil potret dirimu. Berharap sekali aku ada padamu, sambil menatap bintang-bintang, rekan-rekanmu itu. Di sana, sembari menatap angkasa luar yang sudah lama aku kagumi.

     Cahaya putihmu itu... membuatku tersenyum.

     Tidak pernahkah kau berfikir, betapa populernya kau?


Untukmu yang tersayang,
Bulan.

Dear Memories

     Bagaimana kabarmu? Masihkah kau disana? Kau tidak pergi, iya bukan?

     Kusimpan dan kurawat. Tidak ingin menyia-nyiakan dirimu. Tapi, hidupku terus berjalan. Banyak yang aku lalui. Hingga pada akhirnya, aku harus menanggung beban ini. Semakin banyak, semakin menumpuk layaknya arsip pemerintah.

     Biarpun begitu, tetaplah. Kita bisa saling bercakap-cakap mengenai hal-hal yang terlewati. Kau pun membantuku.

     Baik-baiklah disana. Suatu hari, kita kan saling bercerita kembali.



Untukmu yang tersayang,
Memori.

Lakukan Seperti Tiada Batas (2)

Aku pun berdiri pada bukit. Saat fajar tiba, siput pun bermunculan, bekerja untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hasrat yang begitu besar, hingga hujan tak dapat menandinginya.

Aku tahu, kalau lagu itu benar-benar jujur. Lagu kasih kunyanyikan. Bunga-bunga pun ikut menyemarakkan. Nampak sebuah robot sedang berjalan mengarah padaku. Akankah ia tiba dihadapanku? Dan benar saja, ia pun mengunjungiku. Dengan pertanyaannya yang menghangatkan hati, mulai mendekati.

Permainan pun akhirnya selesai. Tidak ada dunia yang sempurna.

"Sayang! Sayang! Sayang! Semua akan baik-baik saja!", aksi teriakanku di tepi laut nan luas. Bahkan wanita sempurna pun tak dapat bertanding. Roda pun berputar dan terus berputar. Beginilah usaha masing-masing. Semua baik untukmu.

Bibit mimpi kutebarkan pada ladang nihil itu. Berharap akan mukjizat, kutatap layar lapang berwarna biru itu. Kalbu dan bayu pun mulai bergejolak. Hingga kuputuskan untuk duduk diam pada ladang berumput ini, sambil mengenang hal-hal yang pernah dilewati selama 49 hari belakangan ini. Senyum pun mulai menyertai. Sedih pun tak kalah eksisnya. Hingga bola kuning bercampur oranye itu mulai turun, pergi ke tempat yang seharusnya, mulai diri ini bangkit dan pergi meninggalkannya.

Tidak sama saat ia berada pada kampung halamannya.

Tibalah kemudian di dalam hutan yang lebat, paru-paru dunia itu. Berjalan untuk mencari jalan keluar, meraba-raba jalan. Hingga akhirnya kuikuti hewan itu, menuntunku untuk sampai tujuan. Tatkala sampai di sisi yang lain, berterima kasihlah kemudian pada Sang Pencipta. Kar'na tahu bahwa turut campur tangan.

Karnaval pun akhirnya dimulai. Tak mau ketinggalan programa tersebut, kuberdiri disampingnya tak jauh darinya. Dengan butiran-butiran dan potongan-potongan benda yang melayang, hingga jatuh padaku dan sekitarnya. Semua bersorak, menyemarakkan acara tersebut.

Bola putih pun mulai berpose. Dengan indahnya, menyinari malam. Tak perlu lagi untuk menyalakan api. "Apa yang akan terjadi jika masa depan tanpamu?", tanyaku.

Saat untukku libur, melepaskan lelah setelah berkeliling. Mendengar dongeng sambil membayangkannya, hingga akhirnya lelahku semakin memberatiku, membuatku tertidur pulas di dalam gelapnya ruang dengan sinar si bola putih itu.



Nanda Dega

Twilight

Senja..
Warna jerukmu yang menyengat,
melingkupiku, melingkupi sekitarku.

Tunggu apa lagi?
Hanya gelap selanjutnya.
Saat untuk beristirahat.

Ala menunggu,
dengan cara yang berbeda.
Peran pun digantikan,
dengan bola putih itu.

Kemarilah..
Kembali kita berkumpul seperti asasnya.
Mimpi dan cerita...
Mungkin kebahagiaan yang tak tertandingi.
Atau hal lainnya.

Kemana ronamu?
Kenapa kau mengumpat di dalam kegelapan?
Tidak kesepiankah kau?
Atau, kau justru ria?

Hanya sedikit yang eksis.
Ya, aku tahu itu.
Rahasia yang tersimpan,
hal yang ditutupi.

Hawa dingin yang terkadang mencekam,
hanya membuat diri terdiam.
Tanpa melakukan apa-apa,
selain menutup dada dengan kedua tangan.

Mengapa kau begitu mempengaruhiku?
Mengapa waktumu begitu singkat?
Mengapa.....


Begitulah reaksiku padamu.
Kagum, namun heran.
Sebenarnya, apa yang sedang kau lakukan?

Menatapmu dari jendela usang,
dengan ruangan tanpa lampu.
Duduk terdiam tanpa kata.
Hanya warnamu dan kegelapan.


Senja...
Bayangan...
Hembusan bayu..
Saatnya 'tukku kembali.





Nanda Dega

Lakukan Seperti Tiada Batas (1)

Kumulai hitung hari,
ukur diri,
dan kumulai menjelajah.

      Burung gagak di dalam hutan seperti menandakan sesuatu. Seperti kematian pada malam hari. Saatnya kulakukan petualangan, sebelum Sang Pengendali Waktu menghentikan waktu.

Kulihat oasis di tengah padang gurun,
serta api yang membara di dalamku.
"Api abadi"

      Kami adalah dunia baru. Berharap akan keabadian, namun kami tidak abadi. Belajar untuk memahami situasi kemudian beraksi. Telah kutetapkan sesuatu, bersumpah untuk tidak mengingkarinya.

Bersama melewati halangan,
saling bergandengan tangan.

      "Apa arti dari hidupku?", tanyaku. Merenung dan berfikir. Untuk masa depan kulakukan semua hal yang dapat membangunku, membuatku dapat berdiri kokoh di pulau yang damai dan lestari. Tatkala daku tak bisa menjadi diri sendiri, kulakukan kebiasaanku kemudian. Berhenti untuk mencontoh orang lain, berhenti menjadi pemanipulasi.

Hidupku terus berjalan,
di bawah rembulan ataupun sang surya.

      Aku tidak yakin kalau hari ini tidak ada apa-apa untukku. Terus kuberjalan hingga kudapat bukit yang cerah itu. Menenangkan diri dan menyejukkan kalbu, agar tidak salah daku dalam memutuskan. Tapi, kesakitan ini...

Inilah aku. Apa yang kutetapkan, inilah keputusanku...

      Berharap mempunyai sepasang sayap dan harapanku menjadi hal yang nyata. Pergi, mengelilingi, dan mendatangi. Eksis di segala tempat dan di setiap waktu.

Terbang kepada kebebasan...
 Berharap hari ini akan menjadi hari yang indah, esok pun, selamanya pun.

      Berjuang untuk menjadi petarung, biarpun berpeluang nian kecil. Aku pun mempunyai hal yang luar biasa yang mana orang lain juga mempunyainya. Aku bukan satu-satunya yang berbeda.

Tiada batasnya suatu hal.
Seperti 2 lingkaran yang saling mendekat.




Nanda Dega

All the Love in the World

(Don't wanna wake) Don't wanna wake up alone anymore
Still believing you'll walk through my door
All I need is to know it's for sure
Then I'll give all the love in the world

I'm not looking for someone to talk to
I've got my friends, I'm more than O.K.
I've got more than a girl could wish for
I live my dreams, but it's not all they say

Still I believe
(I'm missing) I'm missing something real
I need someone who really sees me

(Don't wanna wake) Don't wanna wake up alone anymore
Still believing you'll walk through my door
All I need is to know it's for sure
Then I'll give all the love in the world

I've often wondered if love's an illusion
Just to get you through the loneliest days
I can't criticize it, I had no hesitation
My imagination just stole me away

(Still) Still I believe
(I'm missing) I'm missing something real
I need someone who really sees me

(Don't wanna wake) Don't wanna wake up alone anymore
Still believing you'll walk through my door
All I need is to know it's for sure
Then I'll give all the love in the world

Love's for a lifetime, not for a moment
So how could I throw it away
Yeah, I'm only human
And nights grow colder
With no-one to love me that way...
Yeah, I need someone who really sees me...
 
(Don't wanna wake) And I won't wake up alone anymore
Still believing you'll walk through my door
You'll reach for me and I'll know it's for sure
Then I'll give all the love in the world

(Don't wanna wake up alone anymore)
(Still believing you'll walk through my door)



Single
Album














The Corrs