waras tak berakses


Belum tiba di kelas, dia sudah ditindas.
Belum ada di kantor, dia sudah dicaci maki.
Hampir semua menganggapnya gampang.
Dan semua memiliki urusannya masing-masing.


Hilang di setiap menit.
Siapa yang mampu membatasi kamu?
Kamu kepenuhan aberasi.
Orang-orang sulit mau dan mampu memahamimu.


Aku tidak sedang membangun puisi.
Hanya penggalan-penggalan kalimat yang ingin keluar.
Kamupun begitu. Ingin keluar namun kamu selalu terjebak di sini.
Alasan keamanan, 50 berbanding 50.


Tatapan dan sikap yang sudah mereka janjikan sebelum menginjak keset rumah.
Sebagai hadiah yang kamupun ga akan paham. Dan mereka tidak begitu peduli.
Karena kerasukan sibuk. Kerasukan keluarga.
Kerasukan waktu. Kerasukan kesehatan.
Semuanya menjadi semakin tidak waras.


Kamu bukan hasil transfer sihir.
Hanya kesalahan yang tercipta disekitar.
Sosok yang dibentuk untuk membentuk.
Penyesalan meronta, kalbu yang tak bisa istirahat.


N. Dega


Jauh-jauh kau malas! Sialan, sampai menumpuk. Layak untuk disebut sebagai gunung.
Jika ini dunia bisnis, hancurlah sampai potongan terakhir.
Rajungan kotor! Ditambah kau yang mencemari benakku. Tenggelamlah ke yang terdalam dari yang terdalam.
Jauhi radius pandangku!

B'rengsek!