kerasukan


Melakukan langkah dari rumah dengan sepatu gaya tradisional. Gua biarin diri gua yang lain memperhitungkan langkah demi langkah sebentar. Sebentar yang lain menatap orang-orang yang melakukan tatapan pertama ke gua. Lumayan banyak dapat atensi dari orang-orang yang entah dari mana saja tempat kembang sejak lahirnya. Apa ada pertanyaan dari mereka gimana 'bagian dalamnya'? Gak! Lagipun mereka bukan penerka ulung.

Lalu menatap netizen yang dengan megahnya 'menumpahkan kuah lengket' di kolom komentar. Kuah yang menurut mereka wangi kondisinya. Berkualitas tinggi. Kar'na malasnya mengeksplorasi lebih dalam, gua langsung kasih tanda 'bahaya' di pinggir laut. Atau tatkala leaving group di media sosial. Ada saja keberhasilan diri yang lain saat berbisik tentang ini dan tentang itu. Sayang, mereka tidak menerima piagam atau semacamnya.

Ada lagi ketika kereta berhenti di stasiun s'lanjutnya. Apalagi kalau nampak banyak calon penumpang lewat kaca kereta. Akan atau sudah berakting tidur agar tempat duduk tidak diinvasi pendatang baru. Lelah, malas. Pernah dengar testimoni dari salah satu penumpang. Lagi enak duduk di samping temannya, tiba-tiba tempat duduknya diinvasi wanita yang ketebalan tubuhnya melebihi tebal tembok pembatas wilayah. Egoisme dan gila hormat selalu b'rani merasuki atma orang-orang. Juga ketakutan kar'na jenis kelamin dan gerbong yang 'didominasi'. Masih saja memerhatikan hal-hal seperti itu. Gampang s'kali manusia kena rasuk.

Apalagi ketika seseorang mendaki gunung hingga berada di puncaknya. Bau yang ia cium merasuki hati dan pikirannya. Mulai membentuk ruang hingga dunia dengan megahnya. Tujuan semula dibelok ke arah dia berpijak kini. Yang lainnya penerus. Entah penerus budaya atau bangsa.

Lalu saat dengar lagu-lagu favorit. Kepala, bahu, tangan, sampai bokong mengikuti semua arah mata angin. Saking kuatnya daya rasuk musik itu, hingga membuat kita menciptakan akal atau pikiran-pikiran yang di luar kemampuan.

Masing-masing kena rasuk. Di ruang besar ini punya banyak pilihan yang kadang hadir di luar logika dan ga menghasilkan apa-apa ke depannya bagi otak orang lain. Banyak yang ikut campur tapi ga merubah ke hal-hal yang benar. Karena benar hanya menurut versi otaknya. Otak yang tumbuh-kembangnya didominasi entah di lingkungan mana. Nasihat juga hampir punah tujuan aslinya.

Manusia memang makhluk yang unik. Juga hebat.
Bisa kena rasuk, bisa juga merasuki.


Nanda Dega