Degup hasrat, di mana jantungku mengalami transplantasi dengan hasrat.
Hasrat untuk menyelesaikan skripsiku. Penelitian dengan kuesioner dan masalah sampel yang belum juga mantap.
Hasrat untuk berhenti berlari. Berhenti menggunakan mimikri agar menjadi yang orang lain inginkan.
Berhenti untuk mencari pergaulan yang original. Yang kualitasnya tidak main-main.


Hasrat, di mana segalanya dapat berlabuh.
Begitu juga kelelahan saya. Kebosanan saya.
Dampak yang tiba di ujung yang entah apa namanya.
Yang entah sudah berapa lama menyiapkan dirinya.
Untuk saya.


Hasrat tidak pernah mengambil jam istirahat.
Dentingannya memecahkan gendang telinga,
posenya menyakitkan pandangan.
Berperan di atas panggung hasrat,
bahkan di saat penonton belum tiba.
Seperti penulis yang bersikeras memikirkan jalur cerita selanjutnya.
Atau tugas guru membuat satu anak mengerti segala materi pelajaran.


Segala sifat itu..
benar-benar berhasil.
Piala hasrat diletakkan di depan rumah
agar semua orang dapat melihat.


Hasrat, dengan atau tanpa kasta.
Racun ampuh.
Entah untuk menyembuhkan atau memperparah.
Sungguh potongan-potongan yang ajaib.
Namun berantakan.



Nanda Dega H.


0 komentar:

Posting Komentar