Pemandanganku, Pemandanganmu

Berlama-lama hari
kubiarkan kisah ini terdampar
di dalam benak ini.

Tunggu dan tunggu,
kemudian kudapat.
Tapi, saat kudapatkan itu,
mulailah kusia-siakan.

Hingga pada kali ini,
dapatlah daku melakukan
yang seharusnya daku lakukan.

Berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.
Mengapa kusia-siakan?
Mengapa tidak ada yang membantu?
Mengapa aku memiliki ini?

Kadang lelah
menguasaiku.
Sesal dan kecewa menyertainya.
Segan turut campur tangan.

Inginnya kubuang jauh,
dari kehidupanku.
Kemalasan dan sifat-sifat lainnya,
yang mengganggu diri ini.
Yang menghalangi diri ini.
Berbagai hal telah kulewati,
begitu juga dengan mereka.

Langit terus meng-coverku.
Terus memandangiku,
begitu pun diri ini.

Saling berpandangan,
hingga berbeda pandanganku
jika melihat yang bukan dia.

Ia telah menunjukkan kelebihannya,
yaitu keindahan.
Mengajarkanku untuk menjadi lebih indah
dari yang sebelumnya.

"T'rima Kasih Tuhan,
atas ciptaan-Mu yang luar biasa."

Ketika kulihat langit
yang membiarkan cahaya sang surya hanya sedikit menyinari,
menambah suasana.

Sambil kudengarkan musik,
sambil kurajut masa lalu
yang pernah kurajut waktu itu
bersama pepohonan dan berbagai tumbuhan.

S'kali lagi, kuucapkan T'rima Kasih
pada Sang Pencipta
yang telah mengerjakan segala sesuatunya,
hingga saat ini.

Hingga kusadari, semua ini tidaklah bertahan lama,
mulai kuambil beberapa potret
untukku bernostalgia di suatu hari.
Tak mau menyia-nyiakan hal elok ini.

Waktu terus berjalan.
Tanpa sadar, waktu berlari.
Meninggalkan kita yang telah merajut sesuatu.
Perpisahan.
Bisakah hal itu dihindarkan?
Bisakah lebih lama lagi?
Dapatkah kau tetap berada untukku?
Egois.
Menjadikan seseorang loba.
tapi...
Akhir.
keadaan di mana harus kulakukan segalanya,
agar tercapai sesuatu
yang tak kuketahui apa.
tapi terkadang,
ini menyakitkan.
Nanda Dega

0 komentar:

Posting Komentar