Apa Isi Surelmu?

Mengirim sesuatu tidak akan masalah menjadiku. Tahu hal apa yang diperlukan, tahu apa yang dibicarakan, serta mengetahui koneksinya. Apa yang dapat membuatmu senang, dan apa yang membuatmu bangga, aku tidak tahu.
 

Berpondasikan sesuatu yang membuatku lain dari yang lain.
Menambah pertanyaan pada yang lain.
Aku pun berhenti.

Tidak pernah terfikir olehku akan apa yang terjadi setelahnya.

Kata-kata sederhana kurangkai,
agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Bukan berarti mengganggu atau pun mengintai.
Sudah tugasku untuk menerjemahkan.

Lalu, apa selanjutnya?

Sesuatu tumbuh padaku.
Hal baru muncul dalam bio-ku.
Hal aneh juga bertamu kepadaku.

Dan hal baru apa yang telah kau manfaatkan?

Pernah berfikir akan apa yang terjadi setelahnya,
tapi aku tidak peduli biarpun telah kubahas sebelumnya.
Mengulas sesuatu yang membuatku ingin.
Apakah yang tengah kufikirkan?

Hanya menepi. Ego, tidak dengan yang lain.
Aku juga belum tahu apa isinya.
Yang aku ingin waktu itu adalah tahu.
Kenapa penasaran menghantuiku?
Sangsi, aku yakin dengannya. Kar'na, adakalanya aku membutuhkan itu.
Untukku, bertahan hidup.

"Satu hal yang bisa kulakukan untukmu."

Tidak pernahkah kau berfikir aku akan mengeluarkan kalimat terakhir itu padamu?

Kebutaanmu dalam memahami membuatku kuat, tapi sisi yang lain dilemahkan.

Mungkin tidak akan membicarakan hal-hal yang aneh.
Bahkan, belakangan ini aku telah berkomitmen pada ego,
walau memang, terkadang aku pun tercatat sebagai pelanggar.
Mungkin aku butuh beberapa bantuan di sini.

Mungkin para satwa bisa mengambil jalurnya masing-masing.
Dan mungkin para flora juga dapat berjalan di jalannya masing-masing.

Mengerti?



Nanda Dega

0 komentar:

Posting Komentar