Menggila

Dia mulai bergerak.

Bukan aksi yang kuinginkan. Dia hanya merapikan rambutnya, pakaiannya, dan penampilannya. Memang wajar, tapi sangat tidak berguna bagiku. Untuk apa kau merapikan penampilanmu kalau kau belum membersihkan tubuhmu dengan air, dengan sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi, pembersih rambut, atau hal lainnya agar kau terlihat bersih, beraroma, dan dapat dipercaya. Benar-benar makhluk yang luar biasa pastinya. Begitu banyak komentar tentangnya sehingga menumpuk layaknya tumpukan pasir. Aku tidak akan menuliskan semuanya, akan kupotong bagian itu.

Hari itu hari Sabtu dan merupakan hari yang istimewa baginya. Dia begitu senang sedari ia menutup pintu rumahnya, terlihat dari senyumannya yang lebar yang ia bawa selama perjalanannya. Aku tidak mengerti, mengapa seseorang bisa tersenyum selama itu. Kuangkat kedua bahuku ke atas -sebagai tanda bahwa disaat itu sedang bingung- dan kulanjutkan. Tak lama setelah ia berputar-putar dengan girangnya, seseorang datang mengunjunginya di pinggir jalan raya dan bertanya, "Apakah kau tahu selai yang terkenal di Swiss?"

Aku yakin pasti ia tidak akan mengetahui hal tersebut. Baginya pertanyaan tersebut tidak lebih dari kekonyolan. "Mengapa hanya datang untuk menanyakan satu hal saja kepadanya dan mengapa hanya dia?" Aku sedikit heran dengan orang ini, mengapa ia harus memilihnya sementara ia sendiri dikelilingi oleh orang-orang yang aku yakin dapat menjawab pertanyaan tersebut.



Nanda Dega

0 komentar:

Posting Komentar