Lakukan Seperti Tiada Batas (2)

Aku pun berdiri pada bukit. Saat fajar tiba, siput pun bermunculan, bekerja untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hasrat yang begitu besar, hingga hujan tak dapat menandinginya.

Aku tahu, kalau lagu itu benar-benar jujur. Lagu kasih kunyanyikan. Bunga-bunga pun ikut menyemarakkan. Nampak sebuah robot sedang berjalan mengarah padaku. Akankah ia tiba dihadapanku? Dan benar saja, ia pun mengunjungiku. Dengan pertanyaannya yang menghangatkan hati, mulai mendekati.

Permainan pun akhirnya selesai. Tidak ada dunia yang sempurna.

"Sayang! Sayang! Sayang! Semua akan baik-baik saja!", aksi teriakanku di tepi laut nan luas. Bahkan wanita sempurna pun tak dapat bertanding. Roda pun berputar dan terus berputar. Beginilah usaha masing-masing. Semua baik untukmu.

Bibit mimpi kutebarkan pada ladang nihil itu. Berharap akan mukjizat, kutatap layar lapang berwarna biru itu. Kalbu dan bayu pun mulai bergejolak. Hingga kuputuskan untuk duduk diam pada ladang berumput ini, sambil mengenang hal-hal yang pernah dilewati selama 49 hari belakangan ini. Senyum pun mulai menyertai. Sedih pun tak kalah eksisnya. Hingga bola kuning bercampur oranye itu mulai turun, pergi ke tempat yang seharusnya, mulai diri ini bangkit dan pergi meninggalkannya.

Tidak sama saat ia berada pada kampung halamannya.

Tibalah kemudian di dalam hutan yang lebat, paru-paru dunia itu. Berjalan untuk mencari jalan keluar, meraba-raba jalan. Hingga akhirnya kuikuti hewan itu, menuntunku untuk sampai tujuan. Tatkala sampai di sisi yang lain, berterima kasihlah kemudian pada Sang Pencipta. Kar'na tahu bahwa turut campur tangan.

Karnaval pun akhirnya dimulai. Tak mau ketinggalan programa tersebut, kuberdiri disampingnya tak jauh darinya. Dengan butiran-butiran dan potongan-potongan benda yang melayang, hingga jatuh padaku dan sekitarnya. Semua bersorak, menyemarakkan acara tersebut.

Bola putih pun mulai berpose. Dengan indahnya, menyinari malam. Tak perlu lagi untuk menyalakan api. "Apa yang akan terjadi jika masa depan tanpamu?", tanyaku.

Saat untukku libur, melepaskan lelah setelah berkeliling. Mendengar dongeng sambil membayangkannya, hingga akhirnya lelahku semakin memberatiku, membuatku tertidur pulas di dalam gelapnya ruang dengan sinar si bola putih itu.



Nanda Dega

0 komentar:

Posting Komentar