Twilight

Senja..
Warna jerukmu yang menyengat,
melingkupiku, melingkupi sekitarku.

Tunggu apa lagi?
Hanya gelap selanjutnya.
Saat untuk beristirahat.

Ala menunggu,
dengan cara yang berbeda.
Peran pun digantikan,
dengan bola putih itu.

Kemarilah..
Kembali kita berkumpul seperti asasnya.
Mimpi dan cerita...
Mungkin kebahagiaan yang tak tertandingi.
Atau hal lainnya.

Kemana ronamu?
Kenapa kau mengumpat di dalam kegelapan?
Tidak kesepiankah kau?
Atau, kau justru ria?

Hanya sedikit yang eksis.
Ya, aku tahu itu.
Rahasia yang tersimpan,
hal yang ditutupi.

Hawa dingin yang terkadang mencekam,
hanya membuat diri terdiam.
Tanpa melakukan apa-apa,
selain menutup dada dengan kedua tangan.

Mengapa kau begitu mempengaruhiku?
Mengapa waktumu begitu singkat?
Mengapa.....


Begitulah reaksiku padamu.
Kagum, namun heran.
Sebenarnya, apa yang sedang kau lakukan?

Menatapmu dari jendela usang,
dengan ruangan tanpa lampu.
Duduk terdiam tanpa kata.
Hanya warnamu dan kegelapan.


Senja...
Bayangan...
Hembusan bayu..
Saatnya 'tukku kembali.





Nanda Dega

0 komentar:

Posting Komentar